Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ucapan Hari Raya Idul fitri dalam Bahasa Jawa, halus dan kasar, Jawa ngapak (pesanan status)

Banyak bahasa diucapkan di dunia ini tetapi bahasa yang paling gampang dimengerti oleh seluruh bangsa, seluruh negara di dunia ialah bahasa senyuman.

versi halus / bahasa jawa krama:
Ngaturaken sugeng riyadi, sedoyo (sedaya)* lepat kawula nyuwun pangapunten.
artinya menghaturkan selamat hari raya, semua kesalahan saya, mohon dimaafkan.
)* khusus banyumas dibaca 'a'.
Diucapkan dengan halus, karena walau bahasa banyumasan (ngapak) terkenal kasar, tetap saja adat orang Jawa masih dipakai pada saat resmi dan sakral seperti ucapan Hari Raya Idul Fitri, bahasa yang diucapkan pun menggunakan anggah-ungguh kesopanan pada umumnya. Ucapan di atas juga bisa dipakai oleh penduduk jawa bagian Solo / Surakarta atau Yogyakarta, atau Semarangan, karena tidak ada bedanya ucapan bahasa jawa halus antara Banyumas dengan Solo.

Kecuali antar teman yang akrab sekali. Biasanya mereka menggunakan bahasa madya atau ngoko. dimana bahasa pertengahan (madya) atau bahasa kasar (ngoko) sudah sangat berbeda antara jawa tengah bagian Banyumas dengan bahasa Jawa Tengah bagian timur (Solo, Semarang, Yogyakarta).
Versi bahasa madya ngapak berpantun:

Ngaturaken sugeng riyadi, Kupat disiram santen sedoyo lepat nyuwun ngapunten.
Artinya ketupat disiram santan, semua luput (kesalahan) mohon dimaafkan.

Versi ngoko, atau kasar:
tetapi biasanya hanya dipakai oleh orang tua kepada anak:
Iya sepada-pada inyong wong tuwa ya akeh lupute njaluk ngapura, lebar luwar luput karo dosane.
artinya: iya sama-sama saya orang tua juga banyak salah minta maaf, biar lebur sirna segala kesalahan dan dosa kita.
Demikian sekilas info tentang ucapan hari raya idul fitri dalam bahasa Jawa dengan berbagai macamnya, semoga bisa bermanfaat.