Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kumpulan Mitos Ibu Hamil dan Doa Penangkalnya

Tiap-tiap daerah mempunyai adat dan kebiasaan yang dipakai oleh masyarakatnya, sama seperti halnya di Jawa. Banyak sekali kebiasaan yang asalnya tidak jelas, kemungkinan hanya berasal dari informasi turun-temurun dari nenek moyang yang pada jaman dahulu belum mengenal ilmu pengetahuan. Kebanyakan mereka hanya berdasarkan prasangka dan ilmu kira-kira, unsur kepantasan dan porsi yang paling banyak ialah tahayul yang terdiri dari hal-hal yang tidak masuk di akal dan tidak berlandaskan argumen yang kuat dan kemungkinan besar adalah merupakan bisikan-bisikan syaithan.Wallahu a'lam.

Berikut adalah contoh-contoh dari mitos-mitos yang merupakan larangan terhadap bumil alias ibu hamil dalam aktifitas sehari-hari:

1. Tidak boleh melayat orang meninggal, jika sudah hamil tua.
2. Waktu maghrib sandyakala, (sendekala) tidak boleh keluar rumah, kalau terpaksa keluar, rambutnya harus diurai. (mungkin kalau gelung diurai kan mirip kuntilanak, jadi dikira temen, jadi ga diganggu ya?) haha.
3. Sambetan, yang bahannya dlingo, bengle dll (aku ga hapal).
4. Ngupati dan Mitoni (selamatan empat bulan dan tujuh bulan) tingkeban (keba) atau tingkepan. Kalau tidak dilaksanakan biasanya ditakut-takuti "nanti menyesal lho, dll".
5. Sejak hamil muda, suami ibu hamil itu tidak boleh membunuh hewan munasika (saya tidak paham jenis-jenis hewan munasika ini, mungkin salah satunya ialah ular). Alasannya karena katanya bisa membuat janin menjadi cacat.
6. Semenjak hamil 4 bulan konon diharuskan membawa benda tajam, seperti peniti, pipit, silet, gunting kecil atau lainnya. Sebagai tolak bala / ilag-ilag / penangkal bahaya.

Kumpulan mitos di atas kami susun dengan tujuan untuk supaya pembaca mempunyai wawasan yang lebih luas dan lebih bijak dalam menyikapinya. 
Dari sisi pengetahuan, secara empiris, sambetan tertentu untuk bayi memang terbukti bisa melancarakan pernafaasan tatakala bayi terkena flu atau sejenisnya, juga memberikan rasa hangat karena terdiri dari kebanyakan rempah-rempah, akan tetapi jika dimaksudkan untuk tolak bala, tolak jin dan sebagainya.. Well non sense, non sciense kali.
Dari sisi sosial, kita sebagai manusia yang hidup di zaman modern ini tidak bisa menafikan begitu saja, karena terkadang para pengusung mitos tahayul di atas boleh jadi merupakan orang yang dekat dan dituakan. Contoh ibu atau bapak mertua, atau bahkan bapak dan atau ibu kandung sendiri. Jika tidak berhati-hati dalam menyikapi, salah-salah bisa menyakiti hati mereka orang-orang yang kita kasihi. Akan tetapi jika kita sembarangan saja mengikuti dan membeo apa kata mereka untuk istri kita yang sedang hamil? Salah-salah kita terjerumus ke dalam salah satu dosa yang termasuk dalam dosa besar. Yakni kesyirikan, karena sesaji atau kurban yang diberikan kepada selain Allah merupakan dosa syirik.
Penulis sendiri, waktu istri hamil tidak pernah berpantang membunuh hewan. Bahkan tidak juga mengadakan selamatan empat bulanan (ngupati), tujuh bulanan (mitoni). Karena sama sekali tidak percaya tahayul tidak peduli tetangga mau bilang apa. Karena hal itu berkaitan masalah keyakinan masing-masing, Alhamdulillah putra-putriku lahir sehat.
Akan tetapi bagi anda yang masih merasa gentar dengan ancaman-ancaman yang menakut-nakuti jika anda tidak mau melaksanakan ritual sesuai mitos itu, mari saya bawakan sebuah doa yang Insya Allah mustajab untuk penangkal keraguan dan membentengi keimanan kita. 
Allahumma inni a'udzubika an usyrika bika wa ana a'lamu wa astaghfiruka limaa laa a'lamu. 
Artinya, ya Allah aku berlindung kepadaMu dari berbuat syirik kepadaMu sedangkan aku mengetahuinya, dan aku memohon ampun kepadaMu terhadap perbuatan syirik yang aku tidakmengetahuinya. HR Ahmad dan Imam lainya



related artikel: Mitos ibu hamil dan gerhana bulan