13 Mitos Keliru Tentang Ibu Hamil
Tahayul dan mitos-mitos memang ada banyak beredar di masyarakat tentu saja dengan berbagai versinya. Walaupun misalnya asalnya sama, lama kelamaan seiring dengan peredaran gugon tuhon itu senantiasa ditambahkan dan disesuaikan dengan selera masing-masing pribadi dan masing-masing daerah.
Misalnya saja:
1. Ibu Hamil tidak boleh membunuh hewan
Bumil, atau suami bumil tidak boleh membunuh hewan, menyembelih, bahkan terkadang sekalipun hewan-hewan berbisa yang bisa saja berbahaya jika tidak dibunuh seperti ular. Ditakutkan oleh mereka jika sampai membunuh, maka bayi akan terlahir cacat. Padahal tidak ada dalil agama satupun dan tidak ada penjelasan yang ilmiah tentang hal ini, dan karena dari awal sudah bertentangan dengan akal yang sehat maka mitos ini batal atau keliru.
2. Ibu hamil atau menyusui tidak boleh makan makanan amis
Misalnya saja:
1. Ibu Hamil tidak boleh membunuh hewan
Bumil, atau suami bumil tidak boleh membunuh hewan, menyembelih, bahkan terkadang sekalipun hewan-hewan berbisa yang bisa saja berbahaya jika tidak dibunuh seperti ular. Ditakutkan oleh mereka jika sampai membunuh, maka bayi akan terlahir cacat. Padahal tidak ada dalil agama satupun dan tidak ada penjelasan yang ilmiah tentang hal ini, dan karena dari awal sudah bertentangan dengan akal yang sehat maka mitos ini batal atau keliru.
2. Ibu hamil atau menyusui tidak boleh makan makanan amis
Dijumpai keyakinan pada beberapa tempat, bahwasanya bilamana seorang bumil atau ibu menyusui bila dia mengkonsumsi makanan yang amis seperti: telur, ikan, ikan laut atau ikan asin maka akan berakibat
bayi yang dilahirkan dan payahnya lagi air susu ibu berbau amis pula, padahal kalau benar amis, kecuali yang menyusu itu bukan si bayi, tentu tidak tahu kalau susu ibunya berbau amis. Nah lho.. pertanyaannya siapa yang menyusu?
Ada
juga kepercayaan yang sampai saat ini masih diyakini, bahwa kalau
seorang ibu hamil makan udang, maka akan berakibat proses persalinannya bisa sungsang
alias mengalami kesulitan (mungkin analogi : udang sering berjalan mundur, miring dan meringkuk) walau semua bayi posisinya meringkuk.
Sementara menurut ilmu kedokteran, setiap bumil membutuhkan nutrisi yang
cukup, baik jumlah maupun kandungan gizinya demi kesehatan dan
pertumbuhan janin yang dikandungnya.
Jenis
makanan yang disebutkan di atas dan yang diyakini membawa kerugian tersebut di atas justru sangat diperlukan oleh ibu
hamil, karena kandungan gizinya terutama protein cukup tinggi, nutrisi yang sangat
dibutuhkan dalam pertumbuhan janin, bahkan sangat signifikan mensuplai otak dan kecerdasaan janin atau bayi tersebut di kemudian hari.
Sebenarnya, tidak ada pantangan makanan bagi ibu hamil maupun ibu menyusui, kecuali apabila bumil tersebut menderita suatu penyakit tertentu.
Misalnya ketika ibu hamil atau menyusui menderita penyakit darah tinggi, maka dia akan dianjurkan berpantang makanan asin, meminum kopi ataupun makanan yang berlemak (tinggi kadar kolesterolnya), namun hal ini berlaku selama dia mengidap penyakit tersebut, dan tidak terbatas saat ibu dalam keadaan hamil atau menyusui saja.
Misalnya ketika ibu hamil atau menyusui menderita penyakit darah tinggi, maka dia akan dianjurkan berpantang makanan asin, meminum kopi ataupun makanan yang berlemak (tinggi kadar kolesterolnya), namun hal ini berlaku selama dia mengidap penyakit tersebut, dan tidak terbatas saat ibu dalam keadaan hamil atau menyusui saja.
Demikian pula ibu hamil atau menyusui yang menderita sakit lambung atau maag dianjurkan untuk
menghindari makanan yang merangsang seperti: makanan
pedas, makanan asam, makanan yang mengandung alkohol (tape, brem,
durian, nangka).
Namun
begitu memang ada makanan yang mutlak harus dihindari oleh ibu hamil
atau menyusui, yaitu makanan atau minuman yang mengandung alkohol dan
rokok.
3. Ibu hamil tidak boleh tidur siang.
Ada pula kepercayaan bahwasanya ibu hamil tak boleh tidur siang karena dikhawatirkan akan mempersulit persalinan atau dalam menimbulkan pendarahan, lebih parah lagi bahkan dikatakan tidur siang nanti akan tidur bareng gendurwo. Seorang ibu hamil tidak boleh tidur
siang. Tahayul ini konon masih banyak
diyakini di beberapa daerah tertentu, bahkan tak jarang masih ada pula dijumpai di daerah perkotaan.
Padahal ibu hamil sangat membutuhkan waktu istirahat yang cukup, seimbang dengan olahraga sesuai umur kehamilannya untuk memelihara kesehatan juga harus cukup nutrisi yang seimbang pula.
Istirahat yang cukup bagi ibu hamil akan berdampak positif terhadap
kesehatan ibu maupun janin yang dikandungnya, yang pada gilirannya
justru akan mempermudah proses persalinan.
4. ASI yang pertama keluar tidak boleh diberikan kepada bayi.
Mitos ini masih ada di beberapa daerah, alasannya ialah dikhawatirkan menjadi toh, karena sifatnya keras. Toh di sini adalah sejenis tanda lahir, akan tetapi keyakinan mereka air susu pertama itu juga bisa mengakibatkan kulit bayi rusak. Karenanya mereka menggantinya dengan air
kelapa hijau, madu, buah pisang atau makanan/minuman lain.
Padahal dalam
ilmu kedokteran air susu ibu yang pertama kali keluar diistilahkan dengan kolustrum, warnanya bening kekuningan dan terbukti secara ilmiah
terdapat kandungan zat gizi yang sangat baik bagi bayi yang baru dilahirkan, juga di dalamnya terkandung zat kekebalan
terhadap beberapa penyakit yang mungkin akan mengancam bayi, disebabkan daya
tahan tubuhnya yang masih lemah. Untuk itu kolustrum mutlak harus
diberikan kepada bayi yang baru lahir.
5. Pemberian makanan selain ASI kepada bayi berumur kurang dari 6 (enam)bulan.
Dengan
alasan supaya bayi cepat besar, tanpa didasari ilmu yang benar sebagian
masyarakat masih suka memberikan makanan selain ASI (air susu ibu)
kepada bayi berumur kurang dari 6 bulan, seperti: nasi yang diuleg
dengan pisang atau gula kelapa, atau bubur bayi instan (padahal dalam
kemasannya sudah tertulis: hanya boleh diberikan kepada bayi berumur di
atas 6 bulan). Dalam penelitian di bidang kedokteran, diyakini dan
terbukti bahwa sampai umur 6 bulan pencernaan bayi hanya mampu menerima
makanan cair, yaitu ASI. Bila bayi dipaksakan untuk mengkonsumsi makanan
selain ASI, maka akan berakibat kerusakan silia (rambut) usus halus
yang berfungsi sebagai alat untuk menyerap sari makanan. Dampak negatif
selanjutnya adalah bayi akan mudah terserang penyakit diare yang sangat
berbahaya, dan terganggunya pertumbuhan serta perkembangan bayi. Jadi
untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal, makanan
tambahan berupa bubur halus baru boleh diberikan setelah bayi berumur 6
bulan (perilaku ini disebut ASI Exlusif), dengan tetap memberikan ASI
sampai bayi berumur 2 (dua) tahun. Seterusnya setelah berumur 6 bulan
dapat diberikan makanan bubur kasar, dan makanan orang dewasa setelah
bayi menginjak umur 12 bulan atau 1 tahun.
6. Kuah ayam untuk mempercepat keluarnya bercak merah pada penderita Campak.
Campak,
Gabag atau Morbili adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus.
Gejala yang menonjol dari penyakit ini adalah munculnya bercak merah di
kulit setelah didahului demam selama tiga hari. Namun ternyata penyakit
ini juga menyerang selaput lendir saluran pernafasan sehingga muncul
gejala batuk dan pilek, juga menyerang saluran pencernaan sehingga bisa
muncul gejala diare, serta menyerang selaput mata sehingga ada gejala
radang selaput mata (conjunctiva). Bila daya tahan tubuh penderita cukup
baik penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya. Keadaan bahaya muncul
manakala ada infeksi sekunder oleh bakteri dengan tanda gejala panas
masih ada walaupun bercak merah sudah muncul, batuk pilek berkembang
cepat menjadi radang bronchus (bronchitis) dan radang paru-paru
(pneumonia), serta gejala kekurangan cairan (dehidrasi berat) karena
diare yang hebat. Infeksi sekunder oleh bakteri inilah yang sering
menyebabkan penderita tidak tertolong.
Keyakinan
yang ada di sebagian masyarakat adalah bahwa bila ada anak yang demam
maka akan cepat keluar bercak merah (ambrol) dan sembuh bila diberi kuah
ayam.
Hal ini
tentunya tidak bisa diterima dengan akal sehat. Pertama karena tanpa
pemberian kuah ayampun kalau memang anak menderita campak maka pasti
akan keluar bercak merah, sebaliknya walaupun diberi kuah ayam
sebanyak-banyaknya kalau anak tidak menderita campak, maka tidak akan
keluar bercak merah di kulit.
Kedua,
untuk mempercepat kesembuhan penderita campak tentunya tidak cukup
hanya diberi kuah ayam. Pemberian makanan dengan kadar protein dan
kalori yang tinggi dengan tujuan memperkuat daya tahan tubuh adalah cara
yang tepat untuk mempercepat kesembuhan, disamping terapi dengan obat
sesuai indikasi.
Yang
tidak kalah penting diketahui adalah, bahwa penyakit Campak bisa dicegah
dengan pemberian imunisasi pada bayi usia 9 s/d 11 bulan.
7. Blawu sebagai obat penyakit Gandong (Parotitis Epidemika/Radang Kelenjar Ludah)
Gadong
atau gondong adalah nama penyakit dalam bahasa Jawa untuk Radang Kelenjar Ludah atau
Parotitis Epidemika, dengan gejala demam tinggi disusul pembengkakan
disekitar bawah dan belakang telinga, dapat satu sisi atau keduanya.
Peradangan adalah salah satu gejala yang muncul dari penyakit yang
disebabkan oleh virus ini, bersifat menular dan dapat menimbulkan
komplikasi seperti : Gagal Ginjal, Gagal Jantung dan Kemandulan (tidak
subur). Oleh masyarakat awam penyakit ini diobati dengan mengolesi
cairan blawu (sejenis zat pewarna biru) pada tempat yang sakit. Seperti
penyakit virus lainnya, Gondong juga bisa sembuh sendiri (self limited
disease) apabila daya tahan tubuh penderita cukup baik. Hal inilah yang
menyebabkan masyarakat percaya bahwa dengan mengolesi blawu penyakit ini
akan sembuh, padahal kenyataannya penyakit ini sembuh sendiri.
Namun
begitu, sebaiknya Gondong tetap harus diobati dengan anti virus guna
menghindari komplikasi yang mungkin timbul di kemudian hari, disamping
istirahat total (untuk menghindari penyebaran virus ke organ tubuh lain)
dan pemberian makanan tinggi kalori dan protein (untuk meningkatkan
daya tahan tubuh).
8. Salah urat (kesliring/kecetit/keseleo) adalah penyebab anak demam, pilek dan batuk.
Karena
kepercayaan ini anak dengan gejala tersebut oleh orang tuanya akan
dibawa ke dukun pijat, sehingga berakibat keterlambatan dalam pengobatan
bahkan muncul komplikasi yang sebenarnya bisa dihindari atau dicegah.
Dalam ilmu kedokteran
anak panas berarti ada kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh (infeksi
karena virus atau bakteri). Pilek dan batuk adalah salah satu akibat
dari infeksi yang terjadi di saluran pernafasan. Penyakit ini harus
segera diobati (tidak cukup hanya dipijat) agar cepat sembuh dan tidak
menjalar ke saluran nafas bawah, menjadi Bronchitis atau Pneumonia
(radang Paru-paru) yang ditandai dengan nafas cepat dan atau sesak nafas
serta penurunan kesadaran. Pneumonia sangat berbahaya karena bisa
menyebabkan kematian.
9. Diare adalah tanda anak akan bertambah pintar / tambah akal.
Oleh sebagian masyarakat yang masih percaya terhadap hal ini, bila anaknya menderita diare maka akan dibiarkan saja.
Padahal
diare / mencret / muntaber (muntah dan berak) adalah penyakit menular
yang sangat berbahaya, penderita bisa jatuh dalam keadaan kekurangan
cairan (dehidrasi) dan tidak tertolong. Penyakit ini disebabkan oleh
infeksi virus, bakteri atau amoba.
Selain
harus diperiksa oleh petugas kesehatan agar mendapat obat yang tepat
guna memberantas kuman penyebab penyakit, penderita juga harus selalu
diberi cairan Oralit atau Larutan Gula Garam (LGG) setiap diare dan atau
muntah, agar tidak terjadi Dehidrasi.
10. Air kencing (urine) sebagai obat sakit mata (belek)
Belek
adalah istilah Jawa untuk penyakit infeksi selaput mata, disebabkan
oleh virus atau bakteri, dalam kedokteran disebut Conjunctivitis. Kalau
disebabkan oleh virus penyakit ini juga bisa sembuh sendiri. Seperti
halnya pada kasus penyakit Gondong, sebagian masyarakat mempercayai
membasuh mata dengan menggunakan air kencing sendiri akan menyembuhkan
belek. Padahal penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya.
Air
kencing yang dalam agama Islam termasuk barang najis justru akan sangat
berbahaya bila di basuhkan kepada mata yang sakit, karena air kencing
pada kenyataannya sering mengandung kuman penyakit yang bisa memperparah
penyakit yang sudah ada.
11. Pantang makan amis bagi penderita luka terbuka
Sampai
saat ini masih saja ada masyarakat yang percaya bahwa pemberian makanan
yang berbau amis (ikan, ikan asin, telur, daging ayam) pada penderita
luka terbuka (apalagi sehabis khitan) akan menghambat kesembuhan.
Hal
ini tentunya berlawanan dengan kaidah ilmu kedokteran. Karena justru
untuk mempercepat kesembuhan penderita luka terbuka, disarankan untuk
banyak makan makanan tersebut di atas yang mempunyai kandungan protein
tinggi, zat yang dibutuhkan dalam jumlah banyak untuk memperbaiki sel
yang rusak pada kejadian luka.
12. TBC adalah penyakit keturunan atau penyakit kutukan dan tidak bisa disembuhkan.
TBC
atau Tuberculosa adalah penyakit infeksi bakteri yang bersifat menahun
(kronis, berlangsung lama), kebanyakan menyerang paru-paru, dapat
menular dan mematikan. Gejala yang muncul diantaranya adalah batuk yang
tidak kunjung sembuh atau sering kambuh, batuk berdahak dan berdarah,
keringat malam tanpa aktivitas, menurunnya daya tahan tubuh, lemah tidak
bersemangat (produktivitas berkurang) dan menurunnya berat badan
sehingga penderita tampak kurus.
Penyakit
ini bisa diobati sampai sembuh dengan obat anti TBC yang bisa didapat
di fasilitas kesehatan negeri (Puskesmas, RS pemerintah) dengan gratis.
Pengobatan bersifat jangka panjang, minimal selama 6 bulan. Penyakit ini
juga bisa dicegah dengan pemberian imunisasi BCG pada bayi kurang dari 3
bulan, disamping dengan perbaikan lingkungan pemukiman dan penerapan
pola hidup bersih dan sehat serta peningkatan status gizi.
Jadi
TBC bukan penyakit keturunan atau kutukan dan tidak bisa disembuhkan.
Kepercayaan seperti ini mengakibatkan penderita dan keluarganya jatuh ke
dalam keadaan pasrah sehingga tidak ada usaha untuk berobat, yang pada
gilirannya berdampak kepada penyebaran penyakit yang semakin luas dan
kematian penderita.
13. Ayan (Epilepsi) adalah penyakit menular dan tidak bisa diobati
Sebagian
masyarakat bila berhadapan dengan penderita Ayan atau Epilepsi merasa
tidak nyaman karena takut tertular, apalagi bila penderita dalam keadaan
serangan. Mereka percaya penularan terjadi melalui percikan air ludah
penderita. Apalagi ditambah kepercayaan bahwa penderita Epilepsi tidak
bisa disembuhkan.
Epilepsi
adalah penyakit yang timbul karena ada kelainan di otak (susunan saraf
pusat). Gejala yang muncul pada waktu serangan biasanya adalah
kejang-kejang disertai keluarnya busa / air ludah yang berlebihan.
Penyakit ini bisa disembuhkan dengan obat anti epilepsi dengan
pengobatan yang teratur dalam jangka waktu yang lama. Karena penyakit
ini bukan disebabkan oleh kuman penyakit maka tidak bisa menular kepada
orang lain.
Jadi semua anggapan bahwa penyakit Epilepsi menular dan tidak bisa diobati adalah angapan yang salah.