Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kata mutiara pilihan untuk cowo, calon suami, dan suami tercinta by Mario Teguh

Suami yang berhenti membangun harapan keluarganya bagi kehidupan yang ceria dan sejahtera, akan dipaksa memimpin keluarga yang lesu dan kacau tak tentu arah.  Dia harus menegapkan tubuh dan menceriakan dirinya, mewarnai suaranya dengan doa, memperlakukan istri dan anak-anaknya dengan penuh kasih, mengindahkan impian bagi keluarganya, menjujurkan diri dan bekerja keras, menyikapi semua masalah sebagai sementara, dan berfokus pada yang membaikkan.
Ya allah ya salam, (Tuhan kami Yang Maha (memberi) Sejahtera), muliakanlah para suami yang penyayang, pekerja keras, dan sabar. Aamiin
#nasihat motivasi mutiara mario
Notes: Suami yang baik menurut mario teguh adalah yang bisa memberi kehidupan sejahtera, selalu berdoa untuk meraih impian keluarganya, kasih sayang pada seluruh warga rumah tangga, mempunyai anak-anak ideal, jujur dalam bekerja keras.
Kebaikan diterjemahkan sebagai ucapan dan perbuatan yang jauh dari hal-hal yang berbau SARA, karena bisa menyebabkan perpecahan dan pertikaian. Adalah kebaikan utama yakni menjaga persatuan semu dimana agama keyakinan itu adalah urusan pribadi dengan Tuhannya. Bukan untuk didengungkan apalagi diteriak-teriakkan memakai pengeras suara.
Seandainya jutaan orang mengikuti pandangan ini maka sungguh mereka telah merugi. Bahkan tidak sepatah-dua patah kalimat pun dalam motivasi sukses tersebut diingatkan tentang kehidupan akhirat, tentang azab-azab neraka yang sangat pedih, tentang kenikmatan di surga yang tidak terbayang mata. Lalu mereka ini akan menuju ke mana jika setiap hari dicekoki doktrin bahwa kebaikan itu hanya ada di dunia?
Memang kenyataan yang kita lihat sekarang ini banyak kepala keluarga yang melalaikan dalam hal ini. Yang ada di fikiran mereka hanyalah bagaimana cara memenuhi kebutuhan materi keluarganya sehingga tenggelamlah mereka dalam perlombaan mengejar dunia, sementara kebutuhan spiritual tidak masuk dalam hitungan. Anak dan istri mereka hanya dijejali dengan harta dunia, bersenang-senang dengannya, namun bersamaan dengan itu mereka tidak mengerti tentang agama

Khulazah:
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (At- Tahrim: 6)

 Rasulullah  bersabda”
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya/ dimintai tanggung jawab tentang apa yang dipimpinnya.”2 (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 893 dan Muslim no. 1829)
(Nashihati lin Nisa’, Ummu ‘Abdillah Al-Wadi`iyyah, hal. 7-8)