Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa itu Sambetan dalam masyarakat Jawa?


Simak dialog singkat di bawah ini!
A: Pernah anak kena sakit panas?
B: Tentu saja pernah saya kira.
A: Nah jangan khawatir apabila anak anda terkena pana, karena umumnya memang terkadang anak kesayangan kita terkena panas.
B: Tetapi buat anak kan gak boleh buat coba-coba
A: Yup, karena itu banyak pula yang memakai herbal warisan leluhur seperti keterangan di bawah ini:

Sambetan adalah ramuan herbal tradisional Jawa peninggalan leluhur yang diwariskan secara turun temurun umumnya digunakan untuk ibu hamil yang hendak melahirkan, atau pada saat sesudah melahirkan. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa yang sampai dengan saat ini masih pekat keyakinannya kepada hal-hal mistis, sambetan yang akar katanya berasal sambet itu sendiri bermakna mirip dengan sambut, akan tetapi dikaitkan dengah hal-hal yang bersifat ghaib. Definisi/arti kata 'kesambet' di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sakit dan mendadak pingsan karena gangguan roh jahat (orang halus dan sebagainya). 


Jadi walaupun sambetan itu boleh juga diartikan sebagai “sambutan” yang mungkin dimaksudkan untuk menyambut jabang bayi yang akan lahir, akan tetapi tidak bisa lepas bahwa ada kaitannya dengan keyakinan tahayul masyarakat Jawa.
Bahkan boleh jadi beberapa di antara mereka masih mempercayai bahwa sambetan itu bisa untuk menangkal berbagai macam penyakit dan bala'. Sehingga sambetan tersebut selain dipakai oleh ibu hamil yang akan melahirkan, anak kecil yang panas, orang bepergian dan selainnya. 

Cara membuat sambetan menggunakan bahan-bahan yang terdiri dari: Dlingu / Dringo bengle sebagai unsur utama, terkadang ada yang ditambahi kunyit atau kunir, bawang, bawang lanang, kemukus dan sebagainya. Dlingu (Acorus Calamus L. Botani), blengke ( Zingiber Cassummunar) dan kunir (Curcuma Longa Line) di kunyah, disembur, dioles keperut atau ke bagian yang sakit.
Lepas dari masalah tahayul, sebenarnya ramuan sambetan itu memang terasa hangat dan nyaman di badan, ada testimoni seseorang yang terkena epilepsi atau dikenal masyarakat Jawa dengan nama sawan celeng diterapi dengan rukyah yakni membaca suratan dari Al Qur’an berupa AL Fatihah, Al-Ikhlas dibantu dengan ramuan ini bi idznillah bisa sembuh. 

Allahul musta’an. Tentu saja hal keyakinan bahwa sambetan itu bisa menolak bala sangat bertentangan dengan akidah Islamiyah yang lurus, dimana seharusnya seorang muslim meyakini dengan sepenuhnya bahwa, tidak ada yang bisa menghindarkan seseorang dari mudharat kecelakaan kecuali Allah ta’ala saja. Akan tetapi terkadang kita tidak berdaya ketika seseorang itu memilih untuk meyakini keyakinan keliru tersebut. Sebagai contoh ketika beberapa orang diberi penjelasan tentang 13 Mitos Keliru Tentang Ibu Hamil baik secara medis maupun secara ilmiah, tetap saja sebagian dari mereka tidak mau tergerak hatinya untuk tidak lagi mengikuti mitos keliru tentang ibu hamil tersbut.