Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Cara Mudah Mengubah Sifat Temperamental Menjadi Lebih Sabar

Tulisan tentang cara mengubah sifat yang temperamental ini sudah terhitung lama, dengan editan kali ini, artikel resmi menjadi edisi revisi. Sudah banyak yang menge-share tulisan ini, akan tetapi tidak sedikit pula yang hanya copy paste untuk kepentingan sendiri. Saya sebenarnya dahulu dalam hal ini tidak keberatan, hanya saja perbuatan copy paste artikel tanpa mencantumkan sumber itu sama halnya mematikan kreatifitas sendiri, dan juga kreatifitas dan gairah orang lain dalam berkarya. Dan plagiarisme ini pun suatu sifat yang bukan termasuk dari salah satu sifat dari sifat-sifat yang terpuji yang dimiliki oleh manusia dewasa. Hendaknya kita ingat, kita tidak dibayar untuk sesuatu yang tidak kita lakukan, tidak pula mendapatkan pujian untuk sebuah penjiplakan

Sebelum seseorang mencoba mengatasi sifat temperamentalnya, maka ada baiknya menaklukan dulu sifat kekanak-kanakkan yang haus sanjung pujian dan komentar murahan seperti ucapan-ucapan "tulisan-tulisan anda memotivasi kami, anda bijak sekali" (padahal tulisan-tulisan motivasi tadi adalah kopas artikel secara tidak jantan / unmanly). Dalam hal ini tidak jantan atau unmanly itu dimaksudkan tidak mencantumkan tautan sumbernya. Maka dari itu jika seseorang itu betul-betul bersifat perwira maka dia tidak akan takut dikatakan kurang cemerlang karena mencantumkan sumber artikel yang menginspirasinya tersebut.

Sifat temperamental memang nampaknya susah untuk diubah. Kalau belum menjadi watak, atau di usia dini, relatif bisa lebih mudah untuk merubahnya. Akan tetapi, jika sudah dewasa, mengubah karakter / watak / sifat itu seperti peribahasa mengukir di atas air. Ia akan kembali ke asalnya yakni permukaan air yang datar.
Berikut ada beberapa tips, untuk merubah sifat temperamental.
1. Dengan memperbanyak Istighfar, permintaan maghfiroh ini diyakini menenangkan pikiran, melatih supaya otak kita senantiasa mendekati ketenangan otak di frekuensi gelombang alpha. Dimana pada frekuensi ini otak akan memiliki tingkat kestabilan hampir sempurna.
2. Memperbanyak tersenyum, karena dengan tersenyum sabar maka suasana hati kita akan lebih baik seketika dibanding melampiaskannya dalam kemarahan.
3. Menabur Kebiasaan baik, karena untuk mengganti atau merubah sifat maka kita butuh sifat yang lain. Sementara Sifat itu dihasilkan dari kebiasaan. dan kebiasaan itu dibentuk dari niat, dan perbuatan terus menerus sebagai wujud dari niat tersebut untuk kemudian terciptalah KEBIASAAN. Dengan kata lain, untuk merubah sifat dari temperamental ke sifat sabar, maka diperlukan 'kebiasaan' bersabar, yang bisa dimulai dari perbuatan 'bersabar'.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ [رواه البخاري]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Berilah wasiat kepadaku”. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Janganlah engkau marah”. Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda beliau: “Janganlah engkau marah”.(HR. al-Bukhari)


Penting juga bagi anda untuk membaca wasiat nabi ketika marah. Karena ada keutamaan besar bagi mereka yang mau menahan kemarahan mereka. Silahkan baca dan semoga anda mendapatkan manfaat karenanya.